Jumat, Mei 24, 2013

Pangeran Kucing dan Putri Bebek.

Episode 01

Pada suatu hari di sebuah Istana luas dan megah ada seorang pangeran tampan bernama Pangeran Neptunus. Ia merupakan anak dari Raja Sergio. Pangeran neptunus sering sekali bermain dengan teman-temannya di sekitar istana. Dan pada suatu hari saat pangeran neptunus sedang bermain sepak bola di lapangan dekat istana ia terkejut dengan kedatangan mobil besar yang membawa banyak barang, ia pun coba mencari tahu apa yang sedang terjadi, Namun setelah ia menghampiri mobil tersebut ia bertanya pada supir mobil tersebut "Permisi pak, ini ada apa ya?" ujar pangeran, "ini de ada yang mau menempati rumah ini dan saya diperintah untuk mengantarkan barang-barang ini kesini" jelas si supir. Pangeran pun terkejut ia pun berlari ke istana dan bertanya kepada ayahnya (Raja Sergio) "Ayahanda, di luar sana ada mobil yang membawa banyak barang, dan mereka bilang ada yang ingin menempati rumah di samping lapangan kerjaan, kira-kira ayahanda mengetahui siapakah yang akan menempati rumah itu?" tanya pangeran "Oh itu nyonya Lusi dari wilayah selatan ingin berdagang di samping lapangan ayahanda pikir itu bukan sesuatu yang dilarang kan? yasudah saya izinkan" jawab raja sergio sambil merangkul pundak anaknya.
Mendengar penjelasan ayahnya pangeran pun kembali ke lapangan dan bergabung kembali dengan teman-temannya dan melanjutkan bermain sepak bola. Di tengah keseruan dan canda tawa mereka pangeran pun kaget dengan kedatangan anak perempuan cantik. permainan pun berhenti sejenak dan pangeran pun menghampiri anak perempuan tersebut. tanpa basa-basi pangeran bertanya kepada anak perempuan tersebut "Hey ada yang bisa aku bantu?" tanya pangeran dengan tegasnya "oh tidak terimakasih" jawab anak perempuan tersebut.
Pangeran bingung dan ia memutuskan untuk kembali ke istana. Keesokan harinya tetap dengan kebiasaan pangeran (bermain) ia memutuskan untuk mencari tahu siapa anak perempuan tersebut. Ketika ia sedang duduk di bawah pohon rindang pangeran melihat anak perempuan tersebut berjalan sendirian, pangeran menghampiri dan mencoba mengajaknya berkenalan "Hey kamu, aku boleh tahu siapa nama kamu?" ujar pangeran "Eh kamu lagi, iya boleh ko" dengan senyum di wajah anak perempuan tersebut "Nama kamu siapa?" tanya pangeran "Aku Natalie, kamu siapa?" jawab anak perempuan tersebut "Aku Pangeran Neptunus" tegas pangeran Neptun. Mereka pun bercengkrama dan saling bertanya mengenai kebiasaan mereka masing-masing.

Jumat, Mei 03, 2013

R.I.P Jeff Hanneman


Slayer has announced that guitarist and co-founder Jeff Hanneman died today after suffering liver failure. Hanneman was 49 years old, and had been through many medical maladies of late—includinga bout with necrotizing fasciitis stemming from a spider bite that forced him to bow out of a tour in 2011. The band posted the following statement on its website: “Slayer is devastated to inform that their bandmate and brother, Jeff Hanneman, passed away at about 11AM this morning near his Southern California home. Hanneman was in an area hospital when he suffered liver failure. He is survived by his wife Kathy, his sister Kathy and his brothers Michael and Larry, and will be sorely missed.” 
Hanneman and Kerry King co-founded Slayer—recognized as one of metal’s “Big Four” along with Metallica, Megadeth, and Anthrax—in 1981. The group’s breakthrough was in 1986’s Reign In Blood, for which Hanneman wrote or co-wrote two standout tracks, “Angel Of Death” and “Raining Blood.” He also wrote the music for many other Slayer fan favorites, including “South Of Heaven,” “Mandatory Suicide,” and “Seasons In The Abyss.”
Growing up in Southern California, Hanneman listened to a lot of punk music, later saying that the genre’s speedy tendencies helped influence Slayer’s aggressive style. He met King in 1981, when King was auditioning for another band. The two quickly hit it off and recruited Tom Araya, starting out by playing Iron Maiden and Judas Priest covers at parties, and eventually becoming known for its punishing style and Satanic references, like pentagrams and inverted crosses. Eventually, the band was spotted by Metal Blade Records’ Brian Slagel, who asked the group to record a song, “Aggressive Perfector,” for a compilation. That song started gaining traction and the group soon signed to the label.

Slayer’s first album, Show No Mercy, debuted in 1983 and moved about 40,000 copies worldwide, earning the band a solid underground following. In 1984, following the release of the Haunting The Chapel EP, King left the group temporarily to join Dave Mustaine in Megadeth. King lasted only five shows before angering Mustaine; that bad blood led to a longstanding rift between the two acts.

In 1984, Hanneman formed the punk group Pap Smear on the side, playing with Dave Lombardo and Suicidal Tendencies’ Rocky George. While the group intended to record, they never released anything—likely because producer Rick Rubin advised against it, saying, “This is the kind of thing that breaks bands up.”

While 1985’s Hell Awaits helped Slayer gain even more fans, it was 1986’s Reign In Blood that truly broke through. It was the group’s first record for Def Jam—where it was the first and only thrash metal act on the label—and its first with Rubin. It saw Slayer abandoning its proclivity for longer, more intricate songs and muddy production, opting for shorter, brutally blasting thrash tracks. As far as the lyrics and cover art, however, it stuck to its Satanic imagery, resulting in the record not being released by Def Jam’s distributor, Columbia Records and receiving next to no radio airplay. Still, that only endeared Slayer more to fans, and eventually Slayer’s aura of being metal’s arguably most extreme band helped Reign go gold in the United States. 
While the 1988 follow-up, South Of Heaven, wasn’t quite as well received, 1990’s Seasons In The Abyss, received plenty of critical adoration. The record debuted at No. 44 on the Billboard 200 and spawned the group’s first-ever music video for its title track, filmed in front of Egypt’s Giza pyramids.


In 1991, with thrash metal at its peak of popularity, Slayer co-headlined the European Clash Of The Titans tour with Megadeth, Suicidal Tendencies, and Testament. It was eventually extended to the U.S., where the group played again with Megadeth, but also with Anthrax and Alice In Chains.


In 1994, Slayer released its highest-charting record to date. Divine Intervention peaked on theBillboard charts at No. 8, thrilling audiences with songs about Jeffrey Dahmer, the Holocaust, and government corruption. In 1996, partly in response to the group’s rising popularity, Slayer was sued by the parents of Elyse Pahler, who claimed the group’s Satanic messages were responsible for the murder of their daughter by three fans of the band. The Pahlers claimed their daughter was drugged, strangled, stabbed, trampled, and raped, all as a sacrifice to the group, arguing that, were it not for the music and “intentional marketing strategy” of Slayer, their daughter would still be alive. The suit was dismissed in 2001, with the courts citing the group’s First Amendment rights as one of many reasons the case wouldn’t go any further.
In the late ‘90s, Slayer fell victim to the nu-metal trend, with 1998’s Diabolus In Musica widely panned for its murky production and, as The New York Times put it, “wearying sameness.” 
Things didn’t get much better for the group’s next record, God Hates Us All, which had the unfortunate distinction of being released on Sept. 11, 2001. Though the album earned the group its first Grammy nomination, Slayer had trouble touring post-9/11, which made it difficult to secure flights to Europe.

Slayer’s last release was 2009’s World Painted Blood, though the group has reportedly been recording off and on for the past couple of years—a process further delayed after Hanneman’s previously mentioned battle with necrotizing fasciitis, which forced the group to stop writing until he’d recovered. Since contracting the disease, Hanneman’s participation in the group had been fairly minimal: It cost him parts of his arm, and had only played a few songs at a handful of shows since. For the new, still ostensibly in-progress album, King said he’d been writing and recording the guitar parts himself, but that he would happily let Hanneman return whenever he wanted.

Wamenkumham: Kejagung yang Umumkan Penyerahan Diri Susno


Wamenkumham: Kejagung yang Umumkan Penyerahan Diri Susno
(Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)
Liputan6.com, Jakarta : Susno Duadji menyerahkan diri. Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana menyatakan, Kejaksaan Agung yang akan mengonfirmasi kebenaran penyerahan diri tersebut pada Jumat pukul 09.00 WIB.

"Nanti infonya diumumkan jaksa agung jam 9. Begitu kesepakatan kami. Tunggu saja ya," kata Denny kepada Liputan6.com, Jumat (3/5/2013).

Sebelumnya Susno Duadj yang merupakan mantan Kabareskrim Polri akhirnya menyerahkan diri ke Kejaksaan Agung. Ia mendatangi Kejari Cibinong dan akan menjalani penahanan di Lapas tersebut.

"Betul, di LP Pondok Rajeg, Cibinong," ujar Kabareskrim Polri Sutarman dalam pesan pendek keLiputan6.com, Jumat (3/5/2013) pagi.

Susno divonis hukuman 3,5 tahun dan denda Rp 4 miliar terkait korupsi pengamanan Pilgub Jabar 2008. 


Sumber : http://news.liputan6.com/read/577209/wamenkumham-kejagung-yang-umumkan-penyerahan-diri-susno

Susno Duadji menyerahkan diri ke Kejaksaan


Susno Duadji Menyerahkan Diri ke Kejaksaan
Susno Duadji (Antara/Agus Bebeng)
Jakarta : Kabar Susno Duadji menyerahkan diri ke Kejaksaan Agung. Mantan Kabareskrim itu menyerahkan diri pada Kamis (2/5/2013) malam.

"Betul, di LP Pondok Rajeg, Cibinong," ujar Kabareskrim Polri Sutarman dalam pesan pendek ke Liputan6.com, Jumat (3/5/2013) pagi. 

Susno hendak ditangkap setelah putusan kasasi Mahkamah Agung menguatkan putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang menyatakan susno bersalah. Majelis Hakim PN Jakarta Selatan menyatakan Susno bersalah menyalahgunakan kewenangan sebagai Kabareskrim dalam penanganan kasus PT Salmah Arwana Lestari dengan menerima Rp 500 juta untuk mempercepat penyidikan kasus tersebut.

Ia juga dinyatakan terbukti memangkas dana Rp 4,2 miliar untuk Pengamanan Pilkada Jabar saat ia menjabat Kapolda Jabar pada 2008 lalu. Untuk kesalahannya itu, Susno hukuman penjara 3,5 tahun dan diharuskan mengganti kerugian negara Rp 4,2 miliar.

Kejaksaan Agung memasukkan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Terpidana kasus korupsi ini ditetapkan sebagai buronan karena tidak memenuhi 3 panggilan Kejaksaan untuk dieksekusi.


Sumber : http://news.liputan6.com/read/577194/susno-duadji-menyerahkan-diri-ke-kejaksaan

Kamis, Mei 02, 2013

Jokowi mengajak METALLICA konser di Jakarta


Metallica (Getty)
Jakarta - Kabar gembira bagi pecinta musik rock, khususnya para penggemar band Metallica. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) telah mengundang Metallica untuk tampil di Jakarta. Wow!

Rencana tersebut berawal dari seorang promotor, Jonathan Liu yang berkunjung ke Amerika Serikat dan bertemu dengan pemain bass Metallica, Robert Trujillo.

Jonathan pun menyampaikan hajatnya mengundang Metallica untuk memadukan antara musik rock dengan musik dan tarian Kecak dari Bali. Ide tersebut disambut antusias oleh Trujillo.

Merasa idenya diterima baik oleh personel Metallica tersebut, Jonathan pun setibanya di Tanah Air langsung menemui Jokowi.

"Pak Jonathan menyampaikan ke saya. Saya setuju sekali, dan langsung saya tawarkan untuk mainnya di Jakarta," ujar Jokowi saat berbincang dengan wartawan di kawasan Sunter, Rabu (1/4/2013).

Setelah berbincang dengan Jonathan, Jokowi menawarkan tiga tempat untuk konser tersebut. Yakni, Monumen Nasional (Monas), Taman Fatahillah dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

"Jadi nanti tinggal pilih antara tiga tempat itu. Mudah-mudahan mereka (Metallica) mau," kata Jokowi.

Jokowi pun berharap undangan dan rencana pergelaran 'Kecak Rock' tersebut bisa terlaksana di Jakarta. Meskipun, ada kenangan pahit semasa Metallica konser di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada 1993.

"Mudah-mudahan ini jadi. Bakal seru. Tapi ada yang saya takutkan, cuma satu, saya takut rusuh. Mudah-mudahan tidak terjadi rusuh lagi seperti waktu Metallica ke Indonesia yang di Lebak Bulus dulu," kata Jokowi.